dhody. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Bengkel Las


" MAKMUR JAYA " Bengkel las "MAKMUR JAYA " menerima jasa perbaikan body, modifikasi, las ketok, poles body dan cat duco segala merek mobil dengan harga yang terjangkau.

kualitas pekerjaan bisa dijamin, tergantung harga yang sesuai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

1. Teori simbolik George Herbert mead di kenal sebagai pencetus awal teori interaksi simbolik ia menyatakan bahwa orang bergerak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu. Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara symbol dan interaksi. Menurut murid George Herbert dasar dari teori interaksi simbolik yaitu mind, self,and society (pikiran, diri dan masyarakata). Ralph LaRossa dan Donald C.Rietzes telah mempelajari teori interaksi simbolik yang berhubungan dengan kajian mengenai keluarga. Mereka mengatakan bahwa tujuh asumsi mendasari interaksi simbolik dan asumsi-asumsi ini memperlihatkan tiga tema besar : • Pentingnya makna bagi perilaku manusia • Pentingnya konsep mengenai diri • Hubungan antara individu dengan masyarakat Namun interaksi simbolik ini di anggap tidak memiliki kegunanaan yang maksimal karena dua alasan. Pertama interaksi simbolik terlalu banyak berfokus pada individu, dimana individu menciptakan realitas tidak mengacuhkan batas orang hidup di dalam dunia yang tidak mereka ciptakan sendiri. Kedua interkasi simbolik melupakan beberapa konsep penting yang di butuhkan untuk memberikan penjelasan yang menyeluruh, dalam hal ini yaitu emosi dan penghargaan diri. 2. Teori manajemen makna terkoordinasi Teori ini berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain. Teori ini mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan teori ini penting karena berfokus pada hubungan antara individu dan masyarakatnya. Dari teori ini terdepat beberapa asumsi tenteng manusia ; • Manusia hidup dalam komunikasi • Manusia saling menciptakan realitas sosial • Transaksi informasi bergantung pada makna pribadi dan interpersonal Penerapan teori ini terhadap individu-individu dan percekapan mereka sangatlah jelas. Kepraktisan dalam melihat bagaimana orang mendapkan makna, potensi konflik untuk terulang, dan pengaruh diri seseorang terhadap proses komunikasi merupakan hal yang layak di kagumi. 3. Teori disonansi kognitif Teori nini berpendapat bahwa suatu pikiran beroperasi seperti sebuah penengah antara rangsangan (stimulus) dan respons. Teori ini menyatakan bahwa ketika seseorang menerima informasi (rangsangan ) pikiran mereka mengaturnya menjadi sebuah pola dengan rangsangan lainnya yang telah di terima sebelumnya. Jika pola yang diterima itu tidak pas dengan pola yang ada maka seorang itu akan mengalami tidak kenyamanan. Asumsi dasar dari teori ini adalah : • Manusia memiliki hasrat akan adanya kosistensi pada keyakinan,sikap, dan perilakunya. • Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. • Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat di ukur. 4. Teori pengurangan ketidak kepastian Menurut Berger dan Calabrese teori ini menyarankan bahwa terdapat dua ketidakpastian dari perjumpaan awal, kognitif dalam perilaku. Kognitif merujuk kepada keyakinan dan sikap yang kita dan orang lain anut. Sedangkan perilaku merupakan batasan sampai mana perilaku dapat di prediksi dalam sebuah situasi tertentu. Asumsi dasar dari teori ini adalah: • Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. • Ketidakpastian adalah keadaan tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif • Ketika orang asing bertemu perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidak pastian mereka. • Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melelui tahapan tahapan • Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian 5. Teori Semiotik Semiotik bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri. 6. Teori Fenomenologis Fenomenologis berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.teori ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang. 7. Teori Sibernetika Sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosiial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter seluruh sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. 8. Teori Sosiopsikologis Sosiopsikologis berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi. Teori ini memperhatikan perilaku dan sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku. 9. Teori Sosiokultural Sosiokultural menunjukan kepada kita cara pemahaman terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori tersebut mengeksplorasi dunia yang dihuni oleh manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan diluar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya. 10. Teori Kritik Kritik menyangkut bagaimana kekuatan, tekanan, dan keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan akan keistimewaan dan kekuatan dianggap penting dalam teori komunikasi dan merupakan tema dari teori ini. 11. Teori Retorika Retorika mencangkup segala cara manusia dalam menggunakan symbol untuk mempengaruhi linggkungan disekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. Teori-teori komunikasi massa Ketika kita membahas suatu teori, yang pertama-tama dilakukan adalah memahami apa teori itu. Beberapa ahli berbeda pandangan tentang teori . apalagi jika hal itu ditanyakan kalangan ilmu sosial maupun ilmu an eksak. Jawaban yang dikemukakan akan sangat berbeda, tergantung pada kebutuhan sang ahli, kepercayaan terhadap dunia sosial dan pengalamannya. Sebagai sebuah dari bagian dari ilmu sosial, ilmu komunikasi atau tepatnya komunikasi massaakan memakai indicator, perangkat yang selama ini dipakai dalam ilmu sosial. Di kalangan ilmu sosial, jug aterdapat beberapa perbedaan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena objek ilmu sosial biasanya adalah manusia atau hal lain yang berkaitan dengan manusia. Pada dasarnya, teori menurut turner (1998) adalah “cerita tentang bagaimana dan mengapa suatu itu terjadi, para ahli biasanya memulai dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial yang dibentuk oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan proses serta sifat dasar yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam proses yang lebih khusus.” Sementara itu, bowers dan courtright (1984) menawarkan sebuah definisi bahwa “teori adalah sebuah pernyataan yang menyatakan hubungnan antar variable” . bailey (1982) menawarkan bahwa teori harus bias memberikan jalan bagi usaha pemahaman untuk mengerti dunia sosial, maka baginya teori itu “penjelasan dan pemprediksian fenomena sosial yang berhubungan dengan subjek ketertarikan kepada beberapa fenomena yang lain. “ Ilmu komunikasi yang mempunyai kaitan erat dengan manusia. Sebab, ilmu komunikasi merupakan ilmu human communication. Proses yang terjadi [pada diri manusia mutlak melalui perantara komunikasi . oleh karena itu, teori-teori komunikasi pun )menurut pendapat di atas) harus bias menjelaskan fenomena sosial dan alas an semua itu terjadi. Komunikasi massa harus bisa menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Karena, media massa merupakan alat utama dalam komunikasi massa. Keterkaitan antarfenomena itu tidak akan lepas dari media massa. Ini berarti bagaimana media massa mempengaruhi, membentuk dan mengarahkan hidup manusia. Bagaimana pula fenomena media massa bisa menjelaskan berbagai aktifitas manusia dalam pergaulan sosialnya. Dennis mcQuail (1987) pernah memberikan beberapa jenis dari teori-teori komunikasi massa sebagai berikut. 1. Teori ilmu pengetahuan sosial (social scientific theory) Teopri ini berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa yang bersumber pada observasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat objekltif. Sumber teori ini merupakankenyataan tentang media. Dalam penerapannya jenis teori ini sering tergantungpada ilmu sosial lainnya. Contohnya, teori yang menerangkan hubungan antara televise dengan perilaku agresif. 2. Teori normatif (normative theory) Teori ini berkenaan dengan masalah bagaimana seharusnya media beroeran jika serangkaian nilai sosial dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut. Jenis teori ini begitu penting karena berperan dalam membentukinstitusi media. Bahkan media berpengaruh besar dalam membantu apa yang diharapka oleh public media, organisasi, serta pelaksana organisasi sosial itu sendiri. 3. Teori praktis ( operational theory) Pada awalnya teori ini dikembangakan oleh oraktisi media. Teori ini menyungguhkan penuntun tentang tujuan media, cara kerja yang seharusnya diharapkan agar seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya lebih abstrak, serta cara0cara pencapaian beberapa sasaran tertentu. Sebuah teori masuk dalam rumpun teori praktis karena bisa membantu membantu menemukan jawaban masalah, misalnya, “ apa yang dapat menyanangkan public ?” “ factor aopa sajakah yang membuahkan hasil ?” “berita seperti apa yang berharga atau mempunyai nilai berita (news value) ? “ “ bagaimana tanggung jawab wartawan dan media tertentu dalam situasi tertentu pula ?” 4. Teori akal sehat (commonsense theory) Teori ini merupakan pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh setip orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat. Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri (mempunyai seperangkat gagasan) tentang media tersebut. Misalnya gagasan tentang bagaiamana keberadaan media, kegunaan media, peran media dalam kehuidupa sehari-hari , bagaimana seharusnya membaca Koran atau menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan pengatahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha atau melalui pengalamannya sehari-hari. Sementara itu, Stanley J. barran dan dennis K. davis (2003) menambahkan jenis-jenis dalam perkembangan baru ilmu sosial, yaitu ilmu kritis (critical theory). Teori ini tertarik untuk membahas ketidaksamaan dan ketertindasan (akibat system). Teori kritis tidak terus-menerus mengobsrvasi, tetapi yang lebih penting adalah mengkritik. Sebagaian besar dari teori kritis membahas conflict of interest (konflik kepentingan) di dalama masyarakat dan dominasi yang terus menerus dilakukan oleh sebuah kelompok atas kelompok lainnya. Teori kritis ingin membongkar sesuatu yang dinggap tidak adil karena tiadanya kesamaan dan munculnya ketertindasan. Penganjur teori ini merasa memilik tanggung jawab tidak sekedar mengkritiki, tetapi juga bekerja sebagai agem aktif perubahan dan kalau perlu dilakukan secara radikal. Sementara itu, untuk mengklasifikasikan teori komunikasi massa juga bisa didasarkan dengan tujuan goal-nya. Tujuan teori sosial adalah memprediksikan dan mengontrol. Ia mengukur fenomena atau atribut situasi dalam usaha untuk mencoba menemukan kecendrungan yang dapat diukur. Bagi Jensen (1990) tujuan disini sebagaimana dalam teori kritis adalah emansipasi dari dan perubahan dalam peraturan sosial yang dominan. Dengan demikian, sebuah teori komunikasi massa setidak-tidaknya tidask berisi 1) seperangkat pernyataan yang didefinikas dalam kata kunci 2) menspesifikasikan hubungan antar konsep; 3) mendeskripsikan fenomena yang menggunaka konsep itu; 4) menawarkan prediksi tentang fenomena dan 5) menyarankan penjelasan pada suatu kejadian. Macam – macam komunikasi 1. Komunikasi formal dan informal Komunikasi formal adalah komunikasi yang timbul melalui garis – garis kekuasaan yang dibuat oleh manajemen. Garis – garis ini merupakan system syaraf organisasi yang diberikan melalui prosedur dan praktek. Komunikasi formal biasanya diperuntukan bagi atasan terhadap bawahan atau dalam pendidikan murid kepada kepala sekolah atau guru. Sedangkan komunikasi informal adalah kebalikan dari komunikasi formal, komunikasi ini terjadi secara tidak disengaja, karena adanya persamaan perasaan, kebutuhan, tugas maupun kewajiban seseorang. Pada dasarnya, komunikasi informal ini tidak terikat oleh tempat dan waktu. Dalam komunikasi informal tidak terdapat hirarki strukturalnya, oleh karena itu komunikasi informal mempunyai dua tujuan yaitu, untuk memenuhi kebutuhan seseorang akan interaksi sosial. Dan juga meningkatkan pelaksanaan pekerjaan organisasi dengan menciptakan alternatif, dan lebih cepat dan lebih efisien. 2. Komunikasi tertulis dan lisan Komunikasi tertulis dan lisan mempunyai ciri – ciri yang menguntungkan (kebaikan) dan tidak (keburukannya). Jadi keduanya sering sama – sama digunakan untuk saling melengkapi. Diantara keuntungan komunikasi tertulis yaitu, memberikan catatan – catatan dan referensi yang resmi, sehingga kita dapat mempersiapkan pesan dengan cermat dan dapat tersampaikan kebanyak orang. Sedangkan keburukan atau kerugiannya adalah bahwa sanya pesan tertulis dapat mengakibatkan timbulnya timbunan kertas dan tidak memberikan umpan balik dengan segera. Akibatnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah suatu pesan telah diterima dan difahami dengan baik. Di bawah ini terdapat beberapa petunjuk menurut Keith Davis dalam penyampaian komunikasi secara tertulis, yaitu : • Gunakan kata – kata dan ungkapan yang sederhana • Gunakan kata – kata yang singkat dan sudah lazim dipakai • Nyatakan pemikiran secara logis dan langsung • Hindari kata – kata yang tidak perlu Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pertemuan tatap muka dari dua orang atau lebih, dan pada komunikasi ini dapat berjalan secara formal atau informal dan dapat terencana atau tidak. Kebaikan dari komunikasi lisan adalah komunikasi seperti ini dapat memberikan pertukaran yang cepat dan mendapat umpan balik secara cepat pula. Sedangkan keburukannya adalah tidak menghemat waktu atau jika sedang asik akan membuang – buang waktu dan lupa waktu. 3. Komunikasi verbal dan nonverbal Verbal berarti menggunakan kata – kata baik lisan maupun tulisan. Menurut Pitfield, komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultan bersama, dan pidato. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa menggunakan kata – kata, misalnya melalui gerakan badan, penampilan, bau harum, pakaian, pakaian seragam, ekspresi wajah, barang – barang perhiasan, mobil dan simbol isyarat lainnya. 4. Komunikasi satu arah dan dua arah Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang hanya menjamin penyampaian pesan saja misalnya iklan. Komunikasi ini juga terdapat keuntungan dan kerugiannya, diantaranya adalah komunikasi satu arah itu lebih cepat, menghemat waktu dan uang. Disini sipengirim akan merasa puas karena tidak ditanyakan tetntang informasi, dan juga dapat melindungi kekhilafan dan kesalahannya. Sedang kerugiannya terletak pada sipenerima yang tidak mempunyai kesempatan untuk minta penjelasan pesan. Lain halnya dengan komunikasi dua arah komunikasi ini memiliki umpan balik yang melekat. Komunikasi ini menjamin bahwa informasi, penjelasan, dan lain – lain diberikan lebih lanjut. Contohnya : seminar, kelompok partisipasi. Keuntungan komunikasi ini adalah komunikasi seperti ini pasti berguna, baik bagi si pemberi pesan maupun sipenerima pesan. Kerugiannya adalah komunikasi ini cenderung lamban dan memakan waktu yang cukup lama. 5. Komunikasi yang efektif, efisien dan baik Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang paling cermat, sehingga maksud dan tujuan dalam komunikasi dapat tersampaikan dan dimengerti oleh sipenerima informasi. Komunikasi dikatakan efisien apabila berusaha untuk mengurangi sebanyak – banyaknya waktu dan biaya dalam pertukaran informasi, namun informasi yang disampaikan dapat dimengerti. Sedangkan komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjadi apabila pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh pengirim. Oleh karena itu ketiganya saling terkait, komunikasi yang baik harus yang bersifat efektif, efisien, dan baik. Lambang komunikasi Lambang komunikasi diartikan sebagai tanda yang mengandung arti yang digunakan dalam proses komunikasi. Jadi fungsi lambing disini adalah mewujudkan isi pernyataan dari bentuk yang abstrak menjadi konkrit. Lambang komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu lambang komunikasi umum dan lambang komunikasi khusus. 1. Lambang komunikasi umum Lambang komunikasi umum dibagi menjadi empat bentuk, yaitu : a) Lambang komunikasi mimik b) Lambang komunikasi gerak gerik c) Lambang komunikasi suara d) Lambang komunikasi bahasa (lisan maupun tulisan) 2. Lambang komunikasi khusus Lambang ini biasanya digunakan oleh manusia untuk keadaan yang sangat khusus. Misalnya dalam sebuah produksi film maka disamping lambang komunikasi umum, juga menggunakan lambang komunikasi khusus, seperti : pakaian, tatarias, dekorasi, aneka warna, tata lampu, gambar, dll DAFTAR PUSTAKA Moekijat. 1993. Teori komunikasi. Bandung : Mandar Maju Soehoet, hoeta. 2002. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Yayasan kampus tercinta IISIP Yusup, M. pawit. 1990. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A, teori komunikasi, Jakarta : Salemba Humanika,2011 Maulana,Deddy,MA,Ph.D.2000Ilmu Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya offset. Richard West and Lynn H.Turner,2009, Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Jakarta ; Salemba Humanika.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Iklan